Riset Sistem Pendidikan LDII, Cendekiawan Muslim Kunjungi Sekolah di Bawah Naungan LDII Jabar

Jumat, 5 Juli 2024 10:57

JURNAL SOREANG - Wakil Sekretaris Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman-MUI (LPBKI-MUI) yang juga Cendekiawan Muslim, Ahmad Ali, berkunjung ke sekolah-sekolah di bawah naungan LDII Jawa Barat. Kunjungan ini untuk riset/meneliti sistem pendidikan di LDII.

Dalam risetnya, Ahmad Ali mengunjungi Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Nurul Hakim di Jatinangor, Kabupaten Sumedang dan  Yayasan Bina Insan Baitul Manshurin di Kabupaten Bandung yang menaungi TK Al-Asthoriyah.

Kunjungan juga ke SD Unggulan Baitul Manshurin, SMP Unggulan Baitul Manshurin dan SMA Pondok Schooling Darul Ilmi (PSDI); dan SMP Plus - SMK Rasana Rasyidah di Kabupaten Garut.

Dalam kunjungan di Garut, dihadiri Ketua DPW LDII Jawa Barat KH. Dicky Harun, Ketua DPD LDII Garut Endang Sugiri, Dewan Penasehat DPD LDII Garut Oop Opidin Yudiansyah dan Ketua Yayasan Rasana Rasyidah Tantan Rustandi.

Saat dihubungi, Kamis 4 Juli 2024, KH. Dicky Harun mengatakan, kontribusi LDII untuk bngsa dan masyarakat dalam sepuluh tahun belakangan mulai merambah sektor pendidikan.

Di antaranya dengan mendirikan sekolah-sekolah mulai tingkat PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK, hingga perguruan tinggi. Sekolah-sekolah ini mayoritas bounding dengan pondok pesantren yang ada, sehingga mayoritas berupa boarding school, perpaduan antara sekolah umum dengan pondok pesantren.

"Perguruan tinggi juga sama seperti itu. Sehingga ketika mereka lulus, selain mendapatkan ijazah sekolah atau oerguruan tinggi, juga lulus sebagai mubalig," paparnya.

KH. Dicky menambahkan, diharapkan para generasi muda LDII ini bisa ikut berperan aktif dalam menyambut dan mengisi Indonesia Emas 2045.

Pasalnya, lulusan sekolah dan perguruan tinggi di bawah naungan LDII diharapkan menjadi generasi muda profesional religius yang siap untuk berkontribusi baik melalui pekerjaan maupun dalam kegiatan sosial di masyarakat,.

"Mudah-mudahan mereka bisa berperan aktif dalam menyambut dan mengisi Indonesia Emas," harapnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Rasana Rasyidah, Tantan Rustandi, yang membawahi SMP Plus dan SMK Rasana Rasyidah mengatakan, sekolah ini dikenal karena pendekatannya yang mandiri dalam pendidikan, yang tidak hanya fokus pada aspek akademik.

Namun, sekolah ini juga mengintegrasikan antara pembelajaran dengan program kemandirian ekonomi kearifan lokal seperti peternakan domba Garut proyek dengan Bank Dunia yang menghasilkan produk turunan produk olahan domba Garut.

Sumber: Jurnal Soreang

 


Buku Tamu