Berita

Berita Terbaru

Open Recruiutment Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Unggulan Baitul Manshurin

21 Mei 2025

Open Recruiutment Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Unggulan Baitul Manshurin

Pembukaan pendaftaran Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Dengan kualifikasi :1. Minimal Sarjana Program Studi Bahasa Inggris2. Memiliki Sertifikat Pendidik (diutamakan)3. Mampu menerapkan ICT dalam pembelajaran 4. Memiliki pengalaman mengajar/magang minimal di tingkat SMP5. Memiliki etika, kedewasaan, dan kepribadian yang mencerminkan sosok pendidik.6. Mampu berkomunikasi dengan siswa, orang tua, dan rekan kerja secara baik.Informasi lainnya silakan hubungi : +62 899-7109-976

Selengkapnya
Kurikulum Merdeka Belajar Bakal Diganti Deep Learning: Apa itu Deep Learning?

12 November 2024

Kurikulum Merdeka Belajar Bakal Diganti Deep Learning: Apa itu Deep Learning?

JAKARTA,  Kebumen24.com – Menteri  Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengemukakan rencana untuk mengusung pendekatan Deep Learning sebagai alternatif bagi Kurikulum Merdeka Belajar.Hal ini disampaikan saat acara peluncuran Hari Guru Nasional 2024 di SDN 59 Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 1 November 2024.Menurut Mu’ti, deep learning bertujuan menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa, terdiri dari tiga elemen utama: Mindful Learning yang memperhatikan kondisi siswa yang beragam, Meaningful Learning yang mendorong siswa berpikir kritis dan terlibat aktif, serta Joyful Learning yang menekankan pada kepuasan dan pemahaman mendalam.Namun, Mu’ti menegaskan bahwa deep learning bukanlah kurikulum baru, melainkan pendekatan belajar yang bertujuan meningkatkan kapasitas siswa. “Deep learning bukan kurikulum. Ini adalah pendekatan belajar,” ujarnya dalam acara “Pak Menteri Ngariung” di Jakarta, Sabtu (9/11/2024).Pendekatan Belajar Deep LearningMenurut Kamus Cambridge, deep learning atau pembelajaran mendalam adalah metode yang memungkinkan pemahaman penuh dan berkelanjutan atas suatu topik. Dalam pendidikan, deep learning menekankan pada pemikiran kritis, kolaborasi, dan kemampuan siswa untuk menghubungkan pengetahuan dengan konteks kehidupan nyata.Catherine McAuley College mengungkapkan bahwa deep learning memotivasi siswa untuk menjadi pembelajar seumur hidup, dengan mendorong pengembangan keterampilan komunikasi, kerja sama, dan penalaran kritis. Pembelajaran ini juga memungkinkan siswa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada, menciptakan pemahaman yang mendalam, dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah.Perbandingan dengan Surface LearningBerbeda dengan deep learning, pendekatan surface learning hanya melibatkan hafalan tanpa pemahaman mendalam. Dalam surface learning, siswa cenderung belajar untuk ujian tanpa mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Sementara itu, guru dengan pendekatan ini tidak mendorong eksplorasi materi secara mendalam, dan siswa lebih cenderung pasif dalam proses belajar.Contoh penerapan deep learning adalah siswa diajak merancang suatu karya dengan mempertimbangkan aspek perhitungan biaya dan bahan, sehingga mereka dapat menerapkan pembelajaran ke kehidupan nyata. Di sisi lain, contoh surface learning adalah pembelajaran yang hanya berfokus pada hafalan materi tanpa menghubungkannya dengan aplikasi sehari-hari.Kebijakan Pendidikan KedepanMu’ti menyatakan bahwa pihak Kemendikdasmen sedang mengkaji lebih lanjut kebijakan kurikulum nasional, termasuk implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, penerimaan siswa melalui zonasi, dan penghapusan Ujian Nasional. Kajian ini bertujuan memastikan pembelajaran yang lebih relevan dan meringankan beban siswa maupun guru.(K24/*).

Selengkapnya
Riset Sistem Pendidikan LDII, Cendekiawan Muslim Kunjungi Sekolah di Bawah Naungan LDII Jabar

05 Juli 2024

Riset Sistem Pendidikan LDII, Cendekiawan Muslim Kunjungi Sekolah di Bawah Naungan LDII Jabar

JURNAL SOREANG - Wakil Sekretaris Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman-MUI (LPBKI-MUI) yang juga Cendekiawan Muslim, Ahmad Ali, berkunjung ke sekolah-sekolah di bawah naungan LDII Jawa Barat. Kunjungan ini untuk riset/meneliti sistem pendidikan di LDII.Dalam risetnya, Ahmad Ali mengunjungi Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Nurul Hakim di Jatinangor, Kabupaten Sumedang dan  Yayasan Bina Insan Baitul Manshurin di Kabupaten Bandung yang menaungi TK Al-Asthoriyah.Kunjungan juga ke SD Unggulan Baitul Manshurin, SMP Unggulan Baitul Manshurin dan SMA Pondok Schooling Darul Ilmi (PSDI); dan SMP Plus - SMK Rasana Rasyidah di Kabupaten Garut.Dalam kunjungan di Garut, dihadiri Ketua DPW LDII Jawa Barat KH. Dicky Harun, Ketua DPD LDII Garut Endang Sugiri, Dewan Penasehat DPD LDII Garut Oop Opidin Yudiansyah dan Ketua Yayasan Rasana Rasyidah Tantan Rustandi.Saat dihubungi, Kamis 4 Juli 2024, KH. Dicky Harun mengatakan, kontribusi LDII untuk bngsa dan masyarakat dalam sepuluh tahun belakangan mulai merambah sektor pendidikan.Di antaranya dengan mendirikan sekolah-sekolah mulai tingkat PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK, hingga perguruan tinggi. Sekolah-sekolah ini mayoritas bounding dengan pondok pesantren yang ada, sehingga mayoritas berupa boarding school, perpaduan antara sekolah umum dengan pondok pesantren."Perguruan tinggi juga sama seperti itu. Sehingga ketika mereka lulus, selain mendapatkan ijazah sekolah atau oerguruan tinggi, juga lulus sebagai mubalig," paparnya.KH. Dicky menambahkan, diharapkan para generasi muda LDII ini bisa ikut berperan aktif dalam menyambut dan mengisi Indonesia Emas 2045.Pasalnya, lulusan sekolah dan perguruan tinggi di bawah naungan LDII diharapkan menjadi generasi muda profesional religius yang siap untuk berkontribusi baik melalui pekerjaan maupun dalam kegiatan sosial di masyarakat,."Mudah-mudahan mereka bisa berperan aktif dalam menyambut dan mengisi Indonesia Emas," harapnya.Sementara itu, Ketua Yayasan Rasana Rasyidah, Tantan Rustandi, yang membawahi SMP Plus dan SMK Rasana Rasyidah mengatakan, sekolah ini dikenal karena pendekatannya yang mandiri dalam pendidikan, yang tidak hanya fokus pada aspek akademik.Namun, sekolah ini juga mengintegrasikan antara pembelajaran dengan program kemandirian ekonomi kearifan lokal seperti peternakan domba Garut proyek dengan Bank Dunia yang menghasilkan produk turunan produk olahan domba Garut.Sumber: Jurnal Soreang 

Selengkapnya
Cendekiawan Muslim Kunjungi Sekolah Dibawah Naungan LDII Jabar

05 Juli 2024

Cendekiawan Muslim Kunjungi Sekolah Dibawah Naungan LDII Jabar

KBRN, Bandung: Wakil Sekretaris Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman-MUI (LPBKI-MUI) yang juga Cendekiawan Muslim Ahmad Ali, berkunjung ke sekolah-sekolah di bawah naungan LDII Jawa Barat. Kunjungan itu bertujuan untuk riset dan meneliti sistem pendidikan di LDII. Dalam risetnya, Ahmad Ali mengunjungi Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Nurul Hakim di Jatinangor Sumedang,  Yayasan Bina Insan Baitul Manshurin di Kabupaten  Bandung yang menaungi TK Al-Asthoriyah, SD Unggulan Baitul Manshurin, SMP Unggulan Baitul Manshurin dan SMA Pondok Schooling Darul Ilmi (PSDI) serta SMP Plus dan SMK Rasana Rasyidah di Garut. Dalam kunjungan di Garut, dihadiri Ketua DPW LDII Jawa Barat Dicky Harun, Ketua DPD LDII Garut Endang Sugiri, Dewan Penasehat DPD LDII Garut Oop Opidin Yudiansyah dan Ketua Yayasan Rasana Rasyidah Tantan Rustandi. Saat dihubungi, Kamis (4/7/2024). Ketua DPW LDII Jawa Barat, KH. Dicky Harun mengatakan, kontribusi LDII untuk bangsa dan masyarakat dalam sepuluh tahun belakangan mulai merambah sektor pendidikan. Diantaranya dengan mendirikan sekolah-sekolah mulai tingkat PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK hingga perguruan tinggi. "Sekolah-sekolah ini mayoritas bounding dengan pondok pesantren yang ada, sehingga mayoritas berupa boarding school, perpaduan antara sekolah umum dengan pondok pesantren. Perguruan tinggi juga sama seperti itu. Sehingga ketika mereka lulus, selain mendapatkan ijazah sekolah atau perguruan tinggi, juga lulus sebagai mubalig," paparnya. KH Dicky berharap para generasi muda LDII ini bisa ikut berperan aktif dalam menyambut dan mengisi Indonesia Emas 2045. "Mudah-mudahan mereka bisa berperan aktif dalam menyambut dan mengisi Indonesia Emas," harapnya. Sementara itu, Ketua Yayasan Rasana Rasyidah, Tantan Rustandi, yang membawahi SMP Plus dan SMK Rasana Rasyidah menjelaskan, sekolah ini dikenal karena pendekatannya yang mandiri dalam pendidikan, yang tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga mengintegrasikan antara pembelajaran dengan program kemandirian ekonomi kearifan lokal seperti peternakan domba Garut proyek dengan Bank Dunia yang menghasilkan produk turunan produk olahan domba Garut. Selain itu ada budi daya jamur dengan produk turunan jamur krispi, perkebunan jeruk garut reborn. "Kami juga melakukan penyulingan minyak sereh wangi kwalitas ekspor yang menghasilkan produk turunan seperti sabun cair triseka yang menjadi pemenang lomba di program One Pesantren One Produk (OPOP) tingkat Jawa Barat. Selain itu membuat carbol pembersih dan pengharum lantai, bunga mas sebagai bahan serum kecantikan, budi daya padi, bawang merah, anggur, sayur hidroponik, dimana profit dari produk tersebut digunakan sebagai biaya operasional sekolah," paparnya. Tantan menambahkan, tenaga pendidik yang terlibat di sekolah ini tidak hanya warga LDII saja, tetapi juga melibatkan tenaga-tenaga profesional luar LDII yang memiliki keahlian dan kompetensi di bidangnya masing-masing, baik guru, staf bahkan kepala sekolah. "Kepala sekolah SMP dan SMK bukan dari lingkungan LDII. Ini menunjukkan inklusivitas dan keberagaman dalam kepemimpinan pendidikan di LDII," imbuhnya.Tantan melanjutkan, kerjasama yang erat dengan instansi pemerintah seperti Kodim dan Telkom menjadi salah satu kekuatan sekolah ini dalam membangun ekosistem pendidikan yang berkelanjutan dan berintegrasi dengan instansi pemerintah. "Sekolah ini juga mempunyai Sertifikat ISO, mudah-mudahan bisa menjadi pusat pendidikan yang tidak hanya menghasilkan generasi yang cerdas intelektualnya, tetapi juga mandiri secara ekonomi, sehingga menjadi inspirasi bagi banyak pihak. Kami bukan hanya melatih siswa untuk menjadi pemimpin masa depan, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk berkontribusi secara nyata bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan pendekatan yang holistik dan inklusif, sekolah ini menjadi model bagi pendidikan yang berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan zaman," tuturnya. Menanggapi hal itu, Ahmad Ali memuji pencapaian sekolah penggerak yang terakreditasi A ini dalam pendidikan dan ekonomi. Ia juga menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai keislaman dalam pendidikan modern. "Dengan mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan pembelajaran praktis, SMP, SMK Plus Rasana Rasyidah menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, menciptakan siswa yang tidak hanya berkualitas akademik tinggi, tetapi juga memiliki kepemimpinan moral yang kuat," jelasnya. 

Selengkapnya
Buku Tamu